Daftar Isi
STASIUNMALANG.COM – Transportasi publik, khususnya kereta api, telah lama menjadi tulang punggung mobilitas di banyak negara Eropa. Jaringan kereta yang luas, koneksi antarkota yang padat, dan teknologi tinggi menjadikan moda transportasi ini sebagai pilihan utama bagi jutaan penduduk dan wisatawan.
Namun, meskipun Eropa memiliki salah satu jaringan perkeretaapian terbaik di dunia, kenyataannya sistem ini masih menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam hal keterpaduan lintas negara. Menjawab tantangan tersebut, lahirlah sebuah gagasan ambisius dari lembaga pemikir Eropa ke-21, yaitu proyek jaringan kereta cepat bernama Starline.
Apa Itu Starline?
Starline merupakan cetak biru yang dirancang untuk menjadi sistem kereta api berkecepatan tinggi lintas benua Eropa. Proyek ini bertujuan menghubungkan 39 kota besar di seluruh kawasan, termasuk kota-kota di Inggris, Turki, dan bahkan Ukraina, melalui jalur sepanjang 22.000 kilometer.
Uniknya, Starline tidak hanya dirancang sebagai moda transportasi cepat, tetapi juga mengusung konsep sistem metro atau kereta bawah tanah berskala benua. Artinya, kereta ini diharapkan dapat menghubungkan wilayah-wilayah utama di Eropa dengan cara yang efisien, mudah diakses, dan beroperasi secara terintegrasi layaknya jaringan dalam satu kota besar.
Lembaga pemikir di balik proyek ini menyebut bahwa infrastruktur kereta api di Eropa saat ini masih terfragmentasi, tidak konsisten dari satu negara ke negara lain, dan belum mampu bersaing sepenuhnya dengan moda transportasi udara dalam hal kecepatan dan efisiensi. Starline hadir untuk mengatasi semua itu.
Mengubah Cara Pandang terhadap Benua Eropa
Dalam pernyataannya, Eropa ke-21 menyampaikan bahwa Starline bertujuan untuk mengubah cara orang Eropa memandang benua mereka—bukan lagi sebagai sekumpulan ibu kota yang terpisah dan berjauhan, melainkan sebagai sebuah jaringan yang saling terhubung secara cepat dan menyatu. Visi ini menekankan pentingnya mobilitas lintas negara sebagai bagian integral dari identitas Eropa modern.
Sistem ini juga diharapkan dapat menjadi solusi atas berbagai permasalahan umum dalam layanan kereta api saat ini, seperti rute yang tidak efisien, tarif yang mahal, serta kurangnya integrasi antarlayanan nasional. Dengan menggabungkan kecepatan, kenyamanan, dan estetika modern, Starline digadang-gadang akan menjadi wajah baru transportasi publik di abad ke-21.
Keunggulan Teknis dan Desain Starline
Dari sisi teknis, Starline dirancang untuk mampu beroperasi dengan kecepatan 300 hingga 400 kilometer per jam. Ini menjadikannya sekitar 30 persen lebih cepat dibandingkan moda transportasi jalan raya maupun kereta konvensional saat ini.
Sebagai ilustrasi, perjalanan dari Helsinki ke Berlin yang saat ini memakan waktu hampir satu hari penuh, dapat dipangkas menjadi hanya lima jam. Rute lainnya, seperti Kyiv ke Berlin atau Milan ke Munich, juga akan mengalami peningkatan efisiensi waktu secara signifikan.
Tak hanya itu, Starline juga akan mengusung desain kereta yang inovatif. Tidak akan ada lagi pembagian kelas seperti kelas ekonomi atau bisnis. Sebaliknya, kereta akan dibagi berdasarkan fungsi dan kebutuhan penumpang. Misalnya, akan tersedia zona tenang untuk penumpang yang ingin bekerja, serta area ramah keluarga untuk perjalanan bersama anak-anak.
Ciri khas visual dari Starline adalah corak biru tua yang elegan, yang membuatnya mudah dikenali. Setiap kereta akan berhenti di stasiun modern yang dibangun di luar pusat kota besar, namun tetap terhubung dengan sistem transportasi publik setempat seperti metro dan bus kota.
Yang menarik, stasiun-stasiun ini tidak hanya akan berfungsi sebagai terminal transportasi. Mereka dirancang sebagai pusat budaya, lengkap dengan restoran, pusat perbelanjaan, ruang tunggu nyaman, serta fasilitas tambahan seperti museum, tempat konser, ruang serbaguna, hingga area olahraga.
Solusi untuk Krisis Iklim dan Mobilitas Masa Depan
Salah satu fokus utama dari proyek Starline adalah keberlanjutan lingkungan. Sektor transportasi merupakan penyumbang besar emisi gas rumah kaca di Eropa. Data dari Badan Lingkungan Hidup Eropa menunjukkan bahwa pada tahun 2022, transportasi menyumbang sekitar 29 persen dari total emisi Uni Eropa.
Sementara itu, kereta berkecepatan tinggi hanya menghasilkan sekitar 10 persen dari emisi yang dihasilkan oleh penerbangan jarak pendek. Oleh karena itu, mendorong peralihan dari pesawat ke kereta cepat menjadi strategi penting dalam mencapai target emisi nol bersih (net zero emissions) pada tahun 2050.
Beberapa negara, seperti Prancis dan Austria, telah mulai membatasi penerbangan domestik untuk rute yang memiliki alternatif kereta cepat. Namun, menurut Eropa ke-21, upaya ini perlu ditingkatkan ke tingkat kontinental agar dampaknya lebih signifikan. Starline diyakini sebagai peluang terbaik Eropa untuk menghadirkan solusi transportasi yang cepat, terjangkau, dan ramah lingkungan dalam jangka panjang.
Strategi Implementasi dan Pendanaan
Tentu saja, proyek sebesar ini membutuhkan perencanaan matang dan kerja sama lintas negara. Eropa ke-21 mengusulkan model waralaba yang didanai secara publik sebagai mekanisme pelaksanaannya. Dalam skema ini, operator kereta api nasional tetap akan menjalankan layanan, tetapi dengan pengawasan dan koordinasi dari otoritas tunggal yang disebut European Railway Authority (ERA).
ERA akan bertanggung jawab dalam menetapkan standar teknis, protokol keselamatan, dan interoperabilitas antarnegara. Selain itu, seluruh tenaga kerja seperti masinis, teknisi perawatan, hingga petugas layanan pelanggan akan dilatih berdasarkan kerangka kerja bersama di tingkat Eropa agar tercipta konsistensi dalam operasional sistem.
Penggunaan pendekatan terpusat ini diharapkan dapat menjawab hambatan-hambatan yang selama ini menghambat integrasi transportasi di benua biru, seperti perbedaan sistem sinyal, standar keamanan, serta kebijakan ketenagakerjaan antarnegara.
Masa Depan Mobilitas di Eropa
Proyek Starline merupakan langkah besar dan penuh tantangan. Namun, jika berhasil diwujudkan, sistem ini akan mengubah wajah transportasi Eropa secara fundamental. Tidak hanya dari sisi efisiensi dan kenyamanan, tetapi juga dari sisi lingkungan dan kohesi sosial antarnegara.
“Sekarang adalah saatnya kita membangun fondasi jaringan ini untuk mendorong perubahan nyata. Kami mengajak para pembuat kebijakan, desainer, serta pemimpin industri untuk bersama-sama mewujudkan visi ini menjadi aksi,” ujar pihak Eropa ke-21 dalam pernyataan penutup mereka.
Dengan visi yang jelas, desain yang inovatif, dan pendekatan yang kolaboratif, Starline bukan sekadar proyek transportasi. Ia adalah simbol masa depan Eropa yang lebih terhubung, berkelanjutan, dan inklusif.